bisnis keripik lumpia

Bisnis Keripik Lumpia


Bisnis Keripik Lumpia Bisnis makanan camilan yang bisa menjadi oleh-oleh mudah dilakukan siapa saja, yang sulit adalah membuatnya tampil beda.  Untuk urusan bisnis yang  satu  orang Bandung dan sekitarnya seperti tidak pernah kering ide.

Tengok, inovasi yang dilakukan Nessa Novembian, 36 tahun  menggunakan bahan kulit lumpia karena ada kerabatnya yang membuat keripik berbentuk roll dari bahan kulit lumpia.
Pada Maret 2016, Nessa  melakukan  modifikasi dengan menggunakan beberapa varian rasa. Itu sebabnya ia menggunakan Kulpi untuk untuk nama brand produknya singkatan dari  kulit lumpia.
“Alhamdulillah,  sekarang masih berjalan walaupun merangka . Pemasaran terjauh sampai ke Kalimantan, Lampung.  Walaupun mayoritas masih di Pulau Jawa. Kami  fokus di kulpi roll,” kata Nessa ketika dihubungi Peluang, Sabtu (25/8/2018).

Menurut pria kelahiran Cimahi, 20 November 1982 ini Kulpi meraup omzet tertinggi  pada awal penjualan yang kebetulan waktu itu memasuki Ramadan, sehari  terjual 200 bungkus.
Harga jual konsumen Rp12 ribu dan harga reseller Rp9 ribu. Kulpi menawrakan beberapa varian rasa, mulai drai original, sapi panggang, keju hingga super pedas.
“Konsumen mengaku puas, karena rasanya renyah,” kata alumni Manajemen Akutansi Universitas Pasundan ini.
Inovasi produk camilan lain  dilakukan Siska Julitaryanti pada 2006. Dia bersama suaminya meneruskan usaha saudaranya berjualan keripik pisang.  Di tangan suami isteri ini keripik pisang yang tadinya rasa orisinal menjadi lima rasa dan malah mendapat sambutan pasar, selain rasa orisinal ada rasa cokelat dan pedas.
Nama brand yang diusung untuk produk cemilan ini adalah Nuida Snack.  Nama itu berasal dari gabungan nama pendirinya Nunung dan Ida.
Selain membuat keripik pisang, Nuida Snack juga pernah memproduksi Cheese Stick dengan komposisi tepung terigu, keju dan bumbu, serta keripik sukun.  Namun kemudian mereka fokus pada keripik pisang.
“Resepnya suami dan saya hanya produksi. Sepintas memang tidak ada yang membedakannya dengan produk sejenis, namun ketika konsumen saya tanya ternyata rasanya renyah,” ungkap Siska ketika dihubungi Peluang, Senin (20/8/2018).
Menurut perempuan kelahiran 1986 ini, sambutan pasar lumayan. Produksi tertinggi yang pernah dibuat Nuida Snack adalah 1500 bungkus dengan harga reseller Rp12.000 per bungkus dan habis terjual dalam tiga minggu.  Resellerbiasanya menjual antara Rp15 ribu hingga Rp16.000.
Bila jalan-jalan ke Bandung, tak lengkap rasanya pulang tanpa membawa oleh-oleh. Salah satu toko oleh-oleh yang cukup tersohor di Bandung adalah Nanutz Store yang terletak di Istana Sekar Wangi dan Soekarno Hatta.

Kalau melihat tokonya yang cukup mentereng seperti sekarang, sepertinya tak ada yang bakal menyangka bahwa usaha toko aneka snack dan oleh-oleh ini dimulai oleh Riza Rizki dengan modal yang sangat cekak, yaitu hanya Rp 300.000.
Hingga pertengahan tahun 2012, ia baru sempat menghitung omzetnya dan ternyata berhasil membukukan omzet hingga Rp 780 juta. Bukan hanya itu saja, ia juga bisa berbagi dengan lebih banyak orang. Di akhir 2011 jumlah karyawannya masih tiga orang, tapi sekarang sudah lebih dari 15 orang.


Di tengah kesibukannya mengurusi membludaknya pesanan, ia mendapat panggilan dari kepolisian. Sempat bingung dan bengong, Ikhie baru ngeh ternyata ada seorang pembeli yang melaporkan delik penipuan karena keripik pesanannya via online tak kunjung datang. Setelah menerangkan tentang kerepotanya karena pesanan membludak dan akan segera mengirim pesanan tersebut, akhirnya Ikhie dibebaskan dan tidak jadi ditahan.

Suka duka adalah kombinasi yang lengkap setelah ia tampil di acara Bosan Jadi Pegawai. Meski melalui hal-hal melelahkan dan kadang terdengar konyol–seperti delik penipuan dan dipanggil polisi–Ikhie akhirnya meraih kesuksesan lewat usaha yang dirintisnya dengan modal super cekak.

Komentar

Pesan Via WA